Perselingkuhan!!!

[khusus para istri]

Perselingkuhan… Mungkin saat ini adalah hal yang biasa dilakukan dan menjadi hal yang jamak. Jangan bahas lagi apa sebab dari perselingkuhan. Tapi coba telaah tentang dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dipersempit lagi dengan manusia bukanlah makhluk monogami. Bukti anatomi reproduksi tubuh kita menunjukkan bahwa manusia tidak dibangun untuk hubungan monogami.

Tak bisa dipungkiri, banyak orang mempraktikkan hubungan monogami tetapi pada kenyataannya mereka gemar berselingkuh.

Ya… Secara marital status, manusia banyak yang monogami. Tetapi secara perilaku seksualitas, sedikit sekali manusia yang monogami. Lalu timbul pertanyaan, “Mengapa kesetiaan jangka panjang bisa begitu sulit untuk beberapa orang? Mengapa gairah seksual cenderung memudar bahkan tidak bisa dipaksakan untuk memperdalam cinta? Mengapa banyak pria paruh baya mengambil risiko karier dan keluarga untuk wanita yang lebih muda?”

Lalu mulai mencurigai pasangan kita selingkuh. Tapi membuktikannya, apakah mudah? Bagaimana cara mengetahui pasangan kita berselingkuh? Itu sebenarnya perihal mudah, kok… Bukankah kita bertahun-tahun, mungkin belasan bahkan puluhan tahun hidup bersama dengan pasangan kita? Perubahan sekecil apapun dari pasangan kita, seharusnya bisa kita rasakan.

Kita harus mempersiapkan diri kita dalam menyikapi pasangan yang selingkuh. Memang tidak mudah, tapi dengan berat hati kita harus bisa melakukannya dengan lapang dada.

– Jangan pernah sekali-kali melabrak pasangan dan selingkuhannya, pada saat kita menemukan bukti perselingkuhan. Ketika kita melabrak, marah-marah dan mencaci pasangan kita atau selingkuhannya, hal ini semakin memperlihatkan bahwa diri kita memang wajar untuk diselingkuhi. Karena setelah marah-marah, apakah akan membuat pasangn kita menjadi setia? Belum tentu!! Bagaimana kalau yang terjadi adalah pasangan kita, pergi meninggalkan kita dan lari kepelukan selingkuhannya? Oleh karena itu sebisa mungkin bersikap tenang dan bertingkah laku seperti biasa di hadapan pasangan, seolah-plah kita tidak mengetahui apa-apa.

– Kenali selingkuhan pasangan kita. Ini adalah proses terberat! Ada banyak cara untuk bisa berkenalan dan mendekatkan diri kita dengan selingkuhan dari pasangan kita. Tujuan dari mengenali ini adalah, agar kita bisa memahami apa kekurangan dalam diri kita tetapi dimiliki oleh selingkuhan pasangan kita. Jadikanlah proses perkenalan ini sebagai ajang instropeksi diri. Berat? Susah? Itu hal yang wajar… Kita harus santun dan membuat nyaman orang yang telah berselingkuh dengan pasangan kita, ini hal terberat setelah mengetahui pasangan kita berselingkuh. Dan ingat… Jangan sampai selingkuhan ini mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

– Tunggu waktu yang tepat untuk mengenalkan ‘sahabat’ baru, yang ternyata adalah selingkuhan dari pasangan kita. Mungkin kita bisa coba adakan jamuan makan malam di restoran, buat suasana senyaman mungkin untuk pasangan kita. Lalu coba bahas sedikit demi sedikit tentang selingkuhannya, tapi dengan mimik setenang mungkin dan tidak melibatkan emosi. Setelah semua mulai terkuak, adalah saat yang tepat untuk menghadirkan ‘sahabat’ baru.

Setelah menjalankan 3 cara tersebut, pilihan sekarang ada di tangan kita. Mau dilanjutkan atau mau bubar?

-dan orang-orang seperti kamulah yang bikin aku tidak mau menikah-

Untuk Apa Menikah?

[Judul yang tidak bermaksud menyesatkan]

Bahwa menikah itu tidak selamanya indah, bahwa menikah itu tidak selamanya berjalan mulus. Lalu terbayangkah atau terpikirkan bahwa menghabiskan sisa umur bersama pasangan akan terbersit rasa bosan?

Permasalahan dalam pernikahan adalah bumbu, pertengkaran dalam pernikahan adalah proses untuk saling bertoleransi. Lalu pembenaran apa lagi yang akan dilakukan untuk menutupi kesalahan yang dilakukan?

Menikah bukan sekedar menjalankan kewajiban dan menuntut hak. Menikah bukan sekedar halal dalam melakukan hubungan seks. Siapkah menahan godaan di luar sana?

Tidak cukup sekedar mengenal dan mengerti tentang bagaimana pasangan. Apakah sudah cukup paham dengan pasangan?

Pernikahan itu bukan perihal cinta!!!

Siapkah memanajemen rasa bosan?
Siapkah menerima kesalahan pasangan dan tidak mencari pembenaran atas diri?
Siapkah menahan godaan yang begitu banyak di luar sana?
Dan…apakah kita sudah benar-benar paham terhadap diri pasangan kita?

Tidak siap dengan empat pertanyaan tersebut? Maka pernikahan hanya akan sekedar menjadi: nikah untuk cerai.

Tidak bisa menjawab empat pertanyaan tersebut? Maka bersiapalah pernikahan akan berbuah pada: perselingkuhan

Tidak pernah ada yang abadi di muka bumi ini, termasuk rasa. Bila kita begitu mengagungkan rasa cinta kita terhadap pasangan, apakah kita yakin besok, lusa, minggu depan, tahun depan… Bahwa rasa itu tidak akan sirna?

Tidak pernah ada yang abadi di dunia ini, termasuk kebersamaan. Kita begitu meyakini bahwa pernikahan adalah kebersamaan yang abadi. Bukankah kita sama-sama mengetahui, bahwa usia tidak pernah bisa ditebak. Ketika sudah menjadi kehendak yang Maha Kuasa.

Hakikatnya menikah itu adalah pengabdian nan abadi.